Kalau ngebahas ini aun jadi ingat masa-masa penelitian tempo doeloe... saat-saat mengambil data di Instalasi Kedokteran Nuklir Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta... aun sering banget dengar orang2 takut untuk berobat di kedokteran nuklir. Takut bom katanya. Ada juga yg bilang takut kena radiasi tinggi. hehe. Kurangnya pengetahuan masyarakat ttg kedokteran nuklir membuat aun jadi tergerak untuk nulis artikel kecil ini.
yuk, lansung aja... apa sih kedokteran nuklir itu ?
Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi, patofisiologi anatomi, biokimia, seluler maupun metabolik yang dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi radiasi interna dan penelitian kedokteran. Pada kedokteran nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (penunjang diagnostik secara in-vivo) baik dalam bantuk imaging(pencitraan) maupun non imaging(non pencitraan), sedangkan penunjang diagnsotik secara in-vitro menggunakan bahan biologis seperti darah, urin dan lain sebagainya, yang direaksikan dengan sumber radiasi terbuka. Pemeriksaan penunjang diagnostik di kedokteran nuklir meliputi organ-organ di dalam tubuh seperti otak, kelenjar gondok, jantung, hati, saluran pencernaan, infeksi pembuluh darah, paru-paru, limfa, radang tulang, tumor, ginjal dan lain sebagainya. Alat yang digunakan di kedoktern nuklir ini antara lain camera gamma, PET dan lain sebagainya. Radiasi yg katanya 'menakutkan' dikedokteran nuklir sebenarnya adalah radiasi yang paling rendah kadarnya bila dibandingkan dengan radiasi dari sinar-x (rongent, ct-scan). Jadi sejujurnya, berobat di kedokteran nuklir adalah alternatif yang cukup aman dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan...
semoga bermanfaat...
jika ada pertanyaan seputar ini silahkan beri komentar ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here ! (^_^)